"DALAM SYUKUR SEORANG GURU HONORER"

Posting Komentar

 


Aku bukan siapa-siapa di mata dunia,
namun di mata anak-anak itu,
aku adalah lentera kecil
yang mencoba menyalakan harapan di tengah redup cahaya.
Setiap pagi, aku datang dengan langkah sederhana,
membawa secercah doa,
sebutir semangat,
dan segenggam cinta yang tak pernah habis.
Gajiku barangkali tak mampu membeli mimpi besar,
namun setiap “terima kasih” dari bibir mungil itu
lebih berharga dari segala kemewahan dunia.
Di papan tulis yang penuh coretan,
aku menulis bukan hanya huruf dan angka,
melainkan harapan,
doa,
dan keyakinan bahwa ilmu mampu menyembuhkan masa depan.
Kadang lelah menyapa,
kadang ragu datang bertamu,
namun di setiap peluh yang jatuh,
aku temukan makna—
bahwa pengabdian bukan tentang besar kecilnya upah,
melainkan tentang seberapa tulus hati tetap menyala.
Aku belajar bersyukur
atas setiap pagi yang masih memberi waktu,
atas setiap anak yang menatapku dengan percaya,
atas setiap kesempatan kecil
untuk menjadi bagian dari terang yang tumbuh pelan-pelan.
Aku mungkin hanya guru honorer—
tapi di balik kesederhanaanku,
ada kekuatan yang tak pernah padam:
keyakinan bahwa kebaikan, sekecil apa pun,
akan kembali dalam bentuk cahaya.
Karya Osin Bahy
saya osin bahy

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar