MEMFASILITASI KEBERAGAMAN KEMAMAMPUAN PESERTA DIDIK

1 komentar


Bapak/Ibu Guru, untuk memulai topik ini, mari berefleksi dengan menjawab pertanyaan berikut.

1. Apakah Bapak/Ibu Guru memiliki peserta didik yang kemampuannya berbeda-beda?

2. Bagaimana cara Bapak/Ibu Guru memfasilitasi kebutuhan belajar mereka?

3. Apa pentingnya merancang pembelajaran yang dapat memfasilitasi keragaman kemampuan peserta didik?

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata keberagaman adalah hal beragam. Keberagaman berasal dari kata dasar ragam. Keberagaman merupakan suatu hal yang tidak bisa kita hindari, keberagaman pasti akan selalu ada di dalam kehidupan kita. Begitupun sebagai seorang guru tentu kita temukan di dalam kelas, kita sebagai pendidik pasti akan menemukan suatu perbedaan dan keunikan dalam setiap individu peserta didik didalam kelas, yang mana merupakan tantangan bagi kita dalam proses belajar mengajar.

Hal yang perlu diperhatikan guru mengenai keberagaman disaat mengajar di dalam kelas  adalah perlu mengenal karakteristik peserta didik. Beberapa karakteristik peserta didik mencakup kebutuhan belajar, kemampuan belajar, minat, dan gaya belajar peserta didik.

Salah satu cara yang bisa kita lakukan sebagai guru dalam mengajar agar bisa terpenuhi semua kebutuhan, minat , dan gaya belajar peserta didik adalah dengan menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi. Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan, minat dan gaya belajar peserta didik. 

Guru sebagai fasilitator bertugas untuk memfasilitasi peserta didik sesuai dengan karakteristik peserta didik karena setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama (Astuti, 2021). 

Pembelajaran berdiferensiasi juga bisa diartikan dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik artinya dengan beragamnya karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik akan dijadikan bahan pertimbangan dalam perancangan RPP/ Modul Ajar oleh guru.

Setelah mengajar beberapa kali pertemuan di kelas selama melaksanakan  Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 09 di Kabupaten Lembata, NTT dan sekarang lanjud dengan Pendidikan Profesi Guru di SMA Negeri 1 Kaimana, Papua Barat, tentu saja penulis menemukan beberapa perbedaan / keberagaman khususnya mengenai karakteristik peserta didik di kelas yang penulis ampu. Penulis melihat perbedaan gaya belajar yang beragam, salah satu factor adalah keberagaman budaya, keberagaman karakteristik setiap peserta didik. Hal ini bisa diketahui dengan melaksanakan refleksi pembelajaran

Dalam beberapa kasus tertentu, pendidik juga melakukan wawancara kepada beberapa peserta didik yang dianggap paling berbeda dengan peserta didik lainnya di kelas tersebut. Selain wawancara, pendidik juga melakukan observasi di kelas selama pembelajaran berlangsung dengan mengamati cara belajar dan kemampuan belajar peserta didik.

Secara umum, terdapat 4 gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditory, gaya belajar read/write dan gaya belajar kinesthetic. 

Gaya belajar visual adalah adalah tekhnik yang berfokus kepada penglihatan dan peserta didik akan lebih mudah memahami sesuatu dengan melihat gambar, grafik atau warna. Selanjutnya, gaya belajar auditory adalah dimana peserta didik lebih gampang dalam memahami pelajaran dengan mendengarkan penjelasan dari guru terkadang mereka juga suka belajar sambil mendengarkan music. 

Gaya belajar ketiga adalah read and write yaitu peserta didik lebih suka belajar dengan cara menulis lalu membaca ulang semua tulisannya, mereka juga suka meringkas pembelajaran untuk lebih memahaminya. 

Gaya belajar keempat adalah kinesthetic yaitu peserta didik lebih suka belajar dengan cara langsung mempraktikan materi atau dengan menggunakan alat peraga dan lebih banyak bergerak dalam pembelajaran. (Callista, 2022). 

Selain dari keempat gaya belajar yang sudah disebutkan, ada juga satu gaya belajar yaitu audio visual yang mana merupakan gabungan dari auditory dan visual, dengan gaya belajar ini, peserta didik lebih suka belajar dengan menonton video pembelajaran untuk bisa lebih mengerti tentang materi yang diberikan.


Hasil dari kegiatan observasi ini ditemukan bahwa peserta didik secara umum memiliki gaya belajar kinestetik dan audio visual. Hal ini menjadi pertimbangan penulis dalam merancang modul ajar yang sesuai yaitu dengan menyelipkan kegiatan games based learning di tengah pembelajaran saat peserta didik merasa jenuh atau diakhir pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mencairkan suasana pembelajaran agar lebih menyenagkan.

Penulis juga menerapkan video based learning disetiap awal pembelajaran mengenai materi yang akan dibahas saat itu. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik dengan gaya belajar audio visual. 

Salah satu cara yang digunakan penulis untuk mengatasi hal ini adalah dengan menerapkan diferensiasi konten, proses dan produk.

Khusus untuk peserta didik yang belum memiliki pengetahuan awal tentang Bahasa Jerman seperti yang sudah dijelaskan diatas, pendidik memberikan soal latihan (LKPD) yang berbeda dan disesuaikan dengan tingkat capaian peserta didik saat itu. Selain memberikan LKPD yang berbeda, pendidik juga menerapkan treatment khusus yaitu bimbingan penuh kepada mereka sehingga bisa meningkatkan kemampuan Bahasa Jerman peserta didik tersebut.

 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan cara yang tepat dalam mengatasi keberagaman karakteristik peserta didik. Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, pendidik menjadi paham tentang treatment apa yang sebaiknya diberikan didalam kelas dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik. 

Peserta didik akan merasa dihargai karena kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan baik, oleh karena itu peserta didik akan merasa senang dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan yang juga merupakan target dari kurikulum akan mudah tercapai. 

Dalam penerapannya memang tidak akan mudah dan tidak selalu berjalan lancar, oleh karena itu, pendidik harus belajar lebih banyak tentang bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan membaca referensi-referensi terkait. 



Satu hal juga yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana pendidik bisa membangun koneksi yang baik dengan peserta didik agar semua hal yang ingin diketahui khususnya mengenai karakteristik peserta didik akan mudah dicapai. Sebagai pendidik juga perlu memahami kodrat alam dan kkodrat zaman peserta didik. Satu hal yang perlu juga diperhatikan adalah Pembelajaran dan Pendidikan yang Ramah Anak.

Merancang pembelajaran yang memfasilitasi keberagaman peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang bermakna di dalam kelas. #PPG TAHAP 3

 

Karya Osin Bahy
saya osin bahy
Terbaru Lebih lama

Related Posts

There is no other posts in this category.

1 komentar

  1. Mantap Frau Osin, bisa dijadikan bahan pembelajaran, terima kasih🙏

    BalasHapus

Posting Komentar